Meskipun CASR hanya mengharuskan
membuat sebuah sistem informasi untuk setiap rute dan bandar udara yang bisa
hanya merupakan sebuah buku manual, ada praktek memilah-milah bandar udara
menjadi kategori-kategori tertentu. Praktek ini akan lebih memudahkan penerbang
untuk mengetahui tingkat kesulitan sebuah rute atau bandar udara.
Contoh dari cara pemilahan ini
misalnya membuat 3 kategori bandar udara. Kategori A, kategori B dan kategori
C. Misalnya kategori A adalah bandar udara yang mudah dioperasikan, kategori B
adalah bandar udara yang butuh kewaspadaan lebih dan kategori C adalah bandar
udara yang butuh pelatihan tambahan untuk beroperasi ke sana.
Mudah dioperasikan, butuh
kewaspadaan lebih, atau kategori lainnya harus didefinisikan dengan jelas,
misalnya (hanya contoh):
Kategori
A:
- Bandar udara dengan ILS.
- tidak ada obstacle yang signifikan.
- bandar udara yang tersedia 24 jam.
Kategori
B:
- Bandar udara yang hanya memiliki non-precision approach.
- Bandar udara dengan karakter cuaca yang tidak normal.
- Bandar udara dengan jangkauan komunikasi yang tidak bagus.
- Bandar udara yang memiliki karakter khusus.
Kategori
C:
Bandar udara yang memerlukan
kewaspadaan tambahan dan juga tambahan beban kerja. Pilot-in-command harus
melakukan pelatihan dan briefing sebelum dibolehkan terbang ke bandar udara
dengan kategori C. Pelatihannya bisa berupa simulator atau visit flight.
Contoh di atas untuk pengkategorian
bandar udara akan sangat memudahkan dan meningkatkan kewaspadaan penerbang.
Dengan contoh pengkategorian tersebut maka bisa dimisalkan Bandar udara
Soekarno-Hatta dimasukkan ke kategori B karena kepadatannya yang
mengkhawatirkan pada jam-jam tertentu.
Perintis
Penerbangan perintis merupakan rute
penerbangan yang ditetapkan dan mendapat subsidi dari pemerintah pusat.
Maskapai yang melayaninya harus melewati mekanisme tender.
Subsidi itu diberikan agar biaya
operasional maskapai yang melayani penerbangan perintis bisa mencukupi. Sebab,
rute-rute itu umumnya menuju daerah pelosok di Indonesia bagian Timur seperti
Papua dan Maluku yang tidak banyak dilayani penerbangan komersial berjadwal.
Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub setiap tahun menganggarkan dana subsidi di
sekitar Rp 800 miliar sampai Rp 1 triliun untuk penerbangan perintis. Namun, tahun
2009 seluruh maskapai yang dipercaya melayani penerbangan perintis tidak bisa
mencapai target.
Berdasarkan catatan Direktorat
Angkutan Udara Kemenhub, maskapai yang melayani rute perintis hanya bisa
melakukan 10.546 penerbangan dari target 12.485 penerbangan.
Perbedaan
Class
of service
Perbedaan pelayanan dalam pesawat selama
penerbangan, ditentukan oleh kelas yang disediakan oleh suatu maskapai
penerbangan, secara umum ada tiga pembagian kelas yang dikenal yaitu First
class (F), Business class (C) dan Economy class (Y). Namun untuk penerbangan di
Indonesia secara umum dikenal dua kelas layanan yaitu busines dan economy class
saja. Perbedaan keduanya sangat jelas dari harga tiket, layanan check-in, ruang
tunggu, kursi di pesawat serta makanan dan minuman selama penerbangan.
Sub-classes
Pembagian dalam satu class of
service menjadi beberapa bagian disebut dengan sub-classes, misalnya economy
class (Y) dibagi menjadi beberapa sub-classes M, L, K, N dan seterusnya dengan
variasi harga yang berbeda-beda (Y harga tertinggi, sub- class M lebih rendah,
dari Y, sub-class L lebih rendah dari M, sub-class K lebih rendah dari L,
sub-class N lebih rendah dari K) tetapi standar pelayanannya sama yaitu economy
class. Pembagian tersebut adalah sebagai strategi pemasaran dan antisipasi
musim saat terjadi lonjakan permintaan high season dan saat kurangnya
permintaan low season dengan mengatur banyaknya jumlah seat pada sub-class
tertentu. Makin tinggi harga tiket dalam suatu sub-class makin flexible
pemberlakuannya, makin lama masa berlakunya dan ada pembebasan fee tertentu
seperti cancellation fee. Demikian juga sebaliknya makin rendah harga tiket
dalam suatu sub-class makin banyak pembatasan / restriksi yang dikenakan, makin
pendek masa berlakunya serta makin banyak fee yang dikenakan untuk melakukan
perubahan ataupun refund.
Apa
perbedaan antara kelas pertama dan tiket pesawat kelas bisnis?
Kelas pertama adalah di mana Anda
mendapatkan kursi yang sangat besar, ruang untuk kaki, dan makan lebih baik dan
layanan minum. kelas bisnis hanya memberi Anda sebuah kursi yang sedikit lebih
besar dari pelatih dan ruang untuk kaki lebih. kelas bisnis tidak banyak yang
lebih mahal daripada pelatih, jadi untuk saya itu layak untuk memiliki ruang
untuk kaki sejak Aku sangat tinggi (6’4 “) kelas pertama adalah BANYAK lebih
mahal,. dan Anda harus bertanya-tanya apakah itu layak semua uang ekstra untuk
kamar lebih banyak dan makanan yang lebih baik -. tiket kelas pertama biasanya
biaya sekitar dua kali lebih banyak sebagai pelatih.
0 Komentar