Penggolongan Bandar Udara

3:41:00 PM
Meskipun CASR hanya mengharuskan membuat sebuah sistem informasi untuk setiap rute dan bandar udara yang bisa hanya merupakan sebuah buku manual, ada praktek memilah-milah bandar udara menjadi kategori-kategori tertentu. Praktek ini akan lebih memudahkan penerbang untuk mengetahui tingkat kesulitan sebuah rute atau bandar udara.
 
Contoh dari cara pemilahan ini misalnya membuat 3 kategori bandar udara. Kategori A, kategori B dan kategori C. Misalnya kategori A adalah bandar udara yang mudah dioperasikan, kategori B adalah bandar udara yang butuh kewaspadaan lebih dan kategori C adalah bandar udara yang butuh pelatihan tambahan untuk beroperasi ke sana.
Mudah dioperasikan, butuh kewaspadaan lebih, atau kategori lainnya harus didefinisikan dengan jelas, misalnya (hanya contoh):

Kategori A:
  1. Bandar udara dengan ILS.
  2. tidak ada obstacle yang signifikan.
  3. bandar udara yang tersedia 24 jam.
 Kategori B:
  1. Bandar udara yang hanya memiliki non-precision approach.
  2. Bandar udara dengan karakter cuaca yang tidak normal.
  3. Bandar udara dengan jangkauan komunikasi yang tidak bagus.
  4. Bandar udara yang memiliki karakter khusus.
 Kategori C:
Bandar udara yang memerlukan kewaspadaan tambahan dan juga tambahan beban kerja. Pilot-in-command harus melakukan pelatihan dan briefing sebelum dibolehkan terbang ke bandar udara dengan kategori C. Pelatihannya bisa berupa simulator atau visit flight.

Contoh di atas untuk pengkategorian bandar udara akan sangat memudahkan dan meningkatkan kewaspadaan penerbang. Dengan contoh pengkategorian tersebut maka bisa dimisalkan Bandar udara Soekarno-Hatta dimasukkan ke kategori B karena kepadatannya yang mengkhawatirkan pada jam-jam tertentu.
Perintis
Penerbangan perintis merupakan rute penerbangan yang ditetapkan dan mendapat subsidi dari pemerintah pusat. Maskapai yang melayaninya harus melewati mekanisme tender.

Subsidi itu diberikan agar biaya operasional maskapai yang melayani penerbangan perintis bisa mencukupi. Sebab, rute-rute itu umumnya menuju daerah pelosok di Indonesia bagian Timur seperti Papua dan Maluku yang tidak banyak dilayani penerbangan komersial berjadwal. Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub setiap tahun menganggarkan dana subsidi di sekitar Rp 800 miliar sampai Rp 1 triliun untuk penerbangan perintis. Namun, tahun 2009 seluruh maskapai yang dipercaya melayani penerbangan perintis tidak bisa mencapai target.

Berdasarkan catatan Direktorat Angkutan Udara Kemenhub, maskapai yang melayani rute perintis hanya bisa melakukan 10.546 penerbangan dari target 12.485 penerbangan.

Perbedaan
Class of service
Perbedaan pelayanan dalam pesawat selama penerbangan, ditentukan oleh kelas yang disediakan oleh suatu maskapai penerbangan, secara umum ada tiga pembagian kelas yang dikenal yaitu First class (F), Business class (C) dan Economy class (Y). Namun untuk penerbangan di Indonesia secara umum dikenal dua kelas layanan yaitu busines dan economy class saja. Perbedaan keduanya sangat jelas dari harga tiket, layanan check-in, ruang tunggu, kursi di pesawat serta makanan dan minuman selama penerbangan.

Sub-classes
Pembagian dalam satu class of service menjadi beberapa bagian disebut dengan sub-classes, misalnya economy class (Y) dibagi menjadi beberapa sub-classes M, L, K, N dan seterusnya dengan variasi harga yang berbeda-beda (Y harga tertinggi, sub- class M lebih rendah, dari Y, sub-class L lebih rendah dari M, sub-class K lebih rendah dari L, sub-class N lebih rendah dari K) tetapi standar pelayanannya sama yaitu economy class. Pembagian tersebut adalah sebagai strategi pemasaran dan antisipasi musim saat terjadi lonjakan permintaan high season dan saat kurangnya permintaan low season dengan mengatur banyaknya jumlah seat pada sub-class tertentu. Makin tinggi harga tiket dalam suatu sub-class makin flexible pemberlakuannya, makin lama masa berlakunya dan ada pembebasan fee tertentu seperti cancellation fee. Demikian juga sebaliknya makin rendah harga tiket dalam suatu sub-class makin banyak pembatasan / restriksi yang dikenakan, makin pendek masa berlakunya serta makin banyak fee yang dikenakan untuk melakukan perubahan ataupun refund.

Apa perbedaan antara kelas pertama dan tiket pesawat kelas bisnis?
Kelas pertama adalah di mana Anda mendapatkan kursi yang sangat besar, ruang untuk kaki, dan makan lebih baik dan layanan minum. kelas bisnis hanya memberi Anda sebuah kursi yang sedikit lebih besar dari pelatih dan ruang untuk kaki lebih. kelas bisnis tidak banyak yang lebih mahal daripada pelatih, jadi untuk saya itu layak untuk memiliki ruang untuk kaki sejak Aku sangat tinggi (6’4 “) kelas pertama adalah BANYAK lebih mahal,. dan Anda harus bertanya-tanya apakah itu layak semua uang ekstra untuk kamar lebih banyak dan makanan yang lebih baik -. tiket kelas pertama biasanya biaya sekitar dua kali lebih banyak sebagai pelatih.


Previous
Next Post »
0 Komentar