BENTUK KERJA SAMA ASEAN DENGAN NEGARA-NEGARA DILUAR KAWASAN ASIA TENGGARA 2

11:41:00 AM
Kerjasama Militer Indonesia-Amerika Serikat
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat menerima kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Donald Rumsfeld, meminta dan berharap agar normalisasi hubungan militer Indonesia-AS yang sudah berjalan penuh dapat berlangsung permanen.

Harapan ini bisa dipahami mengingat, pertama, hubungan kerja sama bidang pertahanan kedua negara memang dinamis. Kecenderungan ini bisa dilihat dari pengalaman, saat Presiden Soekarno menyatakan perang dengan Belanda untuk pembebasan Irian Barat, AS tidak memenuhi permintaan Indonesia. Penolakan ini disebabkan sikap politik AS lebih berpihak ke Belanda sebagai bagian dari NATO.
Tahun 1970 sampai 1980-an peralatan persenjataan AS mulai masuk Indonesia. Namun, karena kerusuhan Dili, November 1991, AS mengeluarkan kebijakan menghentikan pasokan alat pertahanan ke Indonesia. Kebijakan ini diperkuat kebijakan embargo militer AS terhadap Indonesia pasca jajak pendapat Timor Timur tahun 1999.
Pada tahun 2001, meski embargo militer AS belum dicabut, hubungan militer Indonesia-AS sempat membaik. Ini terlihat dari komitmen George W Bush mengeluarkan dana segar 400 juta dollar AS untuk mendukung pendidikan masyarakat sipil Indonesia di bidang pertahanan melalui kegiatan perluasan pelatihan dan pendidikan militer internasional (expanded international military education and training).
Kedua, AS perlahan-lahan mendominasi pasokan alutsista ke Indonesia. Memang, pasca kemerdekaan, Indonesia lebih banyak memakai peralatan dari Belanda, lalu Frigat dari Rusia mulai masuk. Memasuki tahun 1970-an, alutsista dari AS masuk dan mendominasi peralatan persenjataan Indonesia. Meski Perancis, Korea Selatan, Australia, dan Belanda tetap menjadi langganan. Pasokan AS terlihat dari F-5E/F Tiger II dan Bronco. Dominasi AS terus berlanjut dengan masuknya F-16 Fighting Falcon akhir 1989.
Ketiga, kerja sama peralatan persenjataan dalam faktanya lebih banyak ditentukan dinamika hubungan politik luar negeri suatu negara, termasuk anatara Indonesia dan AS. Masuknya peralatan Rusia pada 1960-an banyak dipengaruhi sikap politik Presiden Soekarno yang cenderung konfrontatif dengan AS dan lebih dekat dengan Rusia dan China.
Ketika AS menutup alutsista ke Indonesia tahun 1990-an, Indonesia mendatangkan pesawat Sukhoi MK-30 dan helikopter M1-17 dari Rusia. Bahkan, Indonesia mendapatkan kemudahan dari Pemerintah Rusia dengan tidak membeli pesawat satu skuadron (seharusnya pembelian pesawat satu skuadron).
Upaya melakukan perubahan kerja sama militer dengan AS merupakan langkah strategis. Pasca berakhirnya Perang Dingin, AS menjadi kekuatan militer utama yang belum tertandingi. Namun, upaya normalisasi itu tetap harus disikapi dengan kritis mengingat hubungan militer dengan AS tidak boleh mengganggu independensi sikap politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Sudah bukan rahasia lagi, hubungan AS dengan negara lain penuh kepentingan dan konsesi.

Indonesia - Jepang Jalin Kerjasama Bidang Kehutanan
Disela-sela pertemuan ketiga Komite Persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (sidang ketiga PrepCom KTT) Pembangunan Berkelanjutan di New York, Ketua Delegasi Jepang (Seiji Morimoto) menemui ketua DELRI yang dijabat Dirjen HELN Dep. Luar Negeri, untuk menyampaikan usulan kerjasama dalam bentuk partnership, khususnya di bidang illegal logging.
Terkait dengan hal ini, Pemerintah Jepang bermaksud menjajaki kemungkinan pertemuan dengan Departemen Kehutanan. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama April 1996 di Tokyo.
Hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang bidang kehutanan telah dilakukan sejak akhir 1960, sebelum Indonesia menerapkan sistem HPH dalam pengelolaan hutannya, yaitu dengan dilaksanakannya proyek \"Mountain Logging Practice in Java\". Di samping kerjasama proyek, juga dilaksanakan kerjasama dalam bidang pendidikan dan pelatihan kerja, technical assistance, pengelolaan hutan, dan perdagangan hasil hutan. Kerjasama ini dilaksanakan baik melalui instansi pemerintah maupun lembaga non-pemerintah.
Saat ini kerjasama Indonesia dengan Jepang meliputi berbagai aspek bidang kehutanan, antara lain: bidang konservasi, pengembangan sumberdaya manusia, dan bidang reboisasi dan rehabilitasi hutan. Kerjasama dengan pemerintah Jepang dilakukan melalui kerjasama bilateral regional maupun multilateral dalam bentuk loan (pinjaman) dan grant (hibah). Kerjasama tersebut pada umumnya dalam bentuk grant-aid, technical assistance, serta pengiriman staf Departemen Kehutanan untuk mengikuti pendidikan, training, seminar dan kegiatan lainnya di Jepang. Instansi Pemerintah Jepang yang menjadi counterpart dalam kerjasama ini adalah Forestry Agency (Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries), Ministry of Foreign Affairs, Environment Agency dan JICA.
Kerjasama bilateral Indonesia-Jepang dalam bentuk keproyekan yang sedang berjalan meliputi: Forest Fire Prevention Management Project; Carbon fixing forest management in Indonesia; Project for improvement of forest fire equipment in Indonesia; Biodiversity conservation project phase II; Mangrove information center project; Demonstration study on carbon fixing forest management in Indonesia; dan forest tree improvement project.
Kerjasama bilateral mendatang sebagai hasil dari kunjungan Duta Besar Kazuwo Asakai, akan dilakukan dalam kerangka Inisiatif Kerjasama Kehutanan Asia. Dalam hubungannya dengan pemberantasan illegal logging, penanggulangan kebakaran dan rehabilitasi hutan yang rusak. Model kerjasama bilateral Indonesia dan Jepang ini diharapkan akan menjadi kerangka acuan untuk negara-negara Asia lainnya.
Jepang memiliki hutan seluas 24,081 juts hektar (64% dari seluruh daratan yang ada). Luas hutan per kapita adalah 0,2 hektar hutan/kapita (Indonesia sekitar 0,75 hektar hutan/kapita). Kepemilikan dan pengelolaan hutan di Jepang dikelola oleh Public/Private Forest dan National Forest. Public forest yang luasnya sekitar 68%, dimiliki oleh pemerintah daerah (prefecture), kotamadya atau desa dengan luas 11% dari luas hutan. Private forest dimiliki oleh perorangan, perusahaan, organisasi, kuil, biara dsb, dengan luas sekitar 57% dari luas hutan. Sementara national forest pengelolaannya di bawah Forestry Agency, Ministry of Agriculture, Forestry & Fishery. Luas hutan yang dikelola Forestry Agency adalah 7,8 juta hektar. Forestry Agency juga membawahi Regional Office di masing-masing daerah (prefecture).

Indonesia-Inggris Kerja Sama Pasukan Khusus
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan Menhan Inggris, Philip Hammond di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Rabu (16/1). Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pertemuan kedua menteri itu sebagai bentuk merekatkan kerja sama kedua negara di bidang pertahanan.
Dijelaskan Sjafrie, pertemuan itu membahas kerja sama bilateral kedua negara dalam bentuk pembelian alutsista, termasuk kerja sama latihan prajurit bersama. "Akan dibahas bilateral. Secara historis, pasukan khusus Indonesia sudah bekerja sama dengan pasukan khusus Inggris Raya, SAS pada tahun 1990-an," katanya.
Sjafrie melanjutkan, pada 2013, Kemenhan memiliki anggaran Rp 81 triliun yang diperuntukkan untuk belanja alutsista. Untuk rencana pembelian alutsista dari Inggris tidak terlalu besar.
Kemenhan, kata dia, hanya membeli 'multi role light fregat' alias kapal perusak untuk TNI AL. Pasalnya, Kemenhan lebih mengutamakan untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri. Pihaknya menegaskan, tidak lagi memiliki rencana untuk membeli Tank Scorpion buatan Negeri Elizabeth itu. "Untuk tank ringan, skala pengembangan dilakukan untuk industri dalam negeri. Untuk tank berat, kami sudah membeli Tank Leopard," ujar Sjafrie.
Adapun untuk TNI AD dan TNI AU, dia menyebut, kebanyakan mendapat pasokan alat tempur dari dalam negeri, termasuk PT PAL dan PT Pindad. Pihaknya mengharap rencana Kemenhan mendapat dukungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk bisa mendapat fasilitas akselerasi. "Sebagai ketua 'High Level Committee', saya melakukan pengawasan untuk percepatan 'delivery' modernisasi alutsista ada semester awal ini," katanya.

Kata Kunci :
kerjasama indonesia dengan amerika serikat
kerjasama indonesia dengan amerika serikat dalam bidang ekonomi
bentuk kerjasama indonesia dengan amerika serikat
contoh kerjasama indonesia dengan amerika serikat dalam bidang pendidikan
kerjasama ekonomi indonesia dengan amerika serikat
contoh kerja sama indonesia dengan amerika serikat
kerja sama indonesia amerika serikat
jelaskan bentuk kerjasama indonesia dengan amerika serikat
kerjasama indonesia dg amerika serikat
kerjasama ekspor impor antara indonesia dengan amerika serikat
kerjasama antara indonesia dengan amerika serikat
bentuk kerjasama antara amerika serikat dengan indonesia
kerjasama bilateral indonesia dengan amerika serikat
kerjasama indonesia dengan amerika serikat bidang ekonomi
kerjasama indonesia dengan amerika serikat dalam bidang pendidikan
kerjasama indonesia dengan amerika serikat di bidang politik
kerjasama indonesia dengan amerika serikat dalam bidang politik
kerjasama indonesia dengan amerika serikat di bidang sosial budaya
kerjasama indonesia dengan amerika serikat dalam bidang sosial
kerjasama indonesia dengan amerika serikat di bidang teknologi
kerjasama indonesia dan amerika serikat
kerjasama ekonomi yang pernah dijalin amerika serikat dengan indonesia
hubungan kerjasama amerika serikat dengan indonesia
kerjasama indonesia dengan amerika serikat perdagangan internasional
hubungan kerjasama negara amerika serikat dengan indonesia
kerjasama indonesia dengan amerika serikat bidang pendidikan


Previous
Next Post »
0 Komentar