Kerjasama
Militer Indonesia-Amerika Serikat
Beberapa
waktu yang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat menerima kunjungan
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Donald Rumsfeld, meminta dan berharap agar
normalisasi hubungan militer Indonesia-AS yang sudah berjalan penuh dapat
berlangsung permanen.
Harapan
ini bisa dipahami mengingat, pertama, hubungan kerja sama bidang pertahanan
kedua negara memang dinamis. Kecenderungan ini bisa dilihat dari pengalaman,
saat Presiden Soekarno menyatakan perang dengan Belanda untuk pembebasan Irian
Barat, AS tidak memenuhi permintaan Indonesia. Penolakan ini disebabkan sikap
politik AS lebih berpihak ke Belanda sebagai bagian dari NATO.
Tahun
1970 sampai 1980-an peralatan persenjataan AS mulai masuk Indonesia. Namun,
karena kerusuhan Dili, November 1991, AS mengeluarkan kebijakan menghentikan
pasokan alat pertahanan ke Indonesia. Kebijakan ini diperkuat kebijakan embargo
militer AS terhadap Indonesia pasca jajak pendapat Timor Timur tahun 1999.
Pada
tahun 2001, meski embargo militer AS belum dicabut, hubungan militer
Indonesia-AS sempat membaik. Ini terlihat dari komitmen George W Bush
mengeluarkan dana segar 400 juta dollar AS untuk mendukung pendidikan
masyarakat sipil Indonesia di bidang pertahanan melalui kegiatan perluasan
pelatihan dan pendidikan militer internasional (expanded international military
education and training).
Kedua,
AS perlahan-lahan mendominasi pasokan alutsista ke Indonesia. Memang, pasca
kemerdekaan, Indonesia lebih banyak memakai peralatan dari Belanda, lalu Frigat
dari Rusia mulai masuk. Memasuki tahun 1970-an, alutsista dari AS masuk dan
mendominasi peralatan persenjataan Indonesia. Meski Perancis, Korea Selatan,
Australia, dan Belanda tetap menjadi langganan. Pasokan AS terlihat dari F-5E/F
Tiger II dan Bronco. Dominasi AS terus berlanjut dengan masuknya F-16 Fighting
Falcon akhir 1989.
Ketiga,
kerja sama peralatan persenjataan dalam faktanya lebih banyak ditentukan
dinamika hubungan politik luar negeri suatu negara, termasuk anatara Indonesia
dan AS. Masuknya peralatan Rusia pada 1960-an banyak dipengaruhi sikap politik
Presiden Soekarno yang cenderung konfrontatif dengan AS dan lebih dekat dengan
Rusia dan China.
Ketika
AS menutup alutsista ke Indonesia tahun 1990-an, Indonesia mendatangkan pesawat
Sukhoi MK-30 dan helikopter M1-17 dari Rusia. Bahkan, Indonesia mendapatkan
kemudahan dari Pemerintah Rusia dengan tidak membeli pesawat satu skuadron
(seharusnya pembelian pesawat satu skuadron).
Upaya
melakukan perubahan kerja sama militer dengan AS merupakan langkah strategis.
Pasca berakhirnya Perang Dingin, AS menjadi kekuatan militer utama yang belum
tertandingi. Namun, upaya normalisasi itu tetap harus disikapi dengan kritis
mengingat hubungan militer dengan AS tidak boleh mengganggu independensi sikap
politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Sudah bukan rahasia lagi,
hubungan AS dengan negara lain penuh kepentingan dan konsesi.
Indonesia
- Jepang Jalin Kerjasama Bidang Kehutanan
Disela-sela
pertemuan ketiga Komite Persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (sidang ketiga
PrepCom KTT) Pembangunan Berkelanjutan di New York, Ketua Delegasi Jepang
(Seiji Morimoto) menemui ketua DELRI yang dijabat Dirjen HELN Dep. Luar Negeri,
untuk menyampaikan usulan kerjasama dalam bentuk partnership, khususnya di
bidang illegal logging.
Terkait
dengan hal ini, Pemerintah Jepang bermaksud menjajaki kemungkinan pertemuan
dengan Departemen Kehutanan. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama April 1996 di Tokyo.
Hubungan
bilateral antara Indonesia dan Jepang bidang kehutanan telah dilakukan sejak
akhir 1960, sebelum Indonesia menerapkan sistem HPH dalam pengelolaan hutannya,
yaitu dengan dilaksanakannya proyek \"Mountain Logging Practice in
Java\". Di samping kerjasama proyek, juga dilaksanakan kerjasama dalam
bidang pendidikan dan pelatihan kerja, technical assistance, pengelolaan hutan,
dan perdagangan hasil hutan. Kerjasama ini dilaksanakan baik melalui instansi
pemerintah maupun lembaga non-pemerintah.
Saat
ini kerjasama Indonesia dengan Jepang meliputi berbagai aspek bidang kehutanan,
antara lain: bidang konservasi, pengembangan sumberdaya manusia, dan bidang
reboisasi dan rehabilitasi hutan. Kerjasama dengan pemerintah Jepang dilakukan
melalui kerjasama bilateral regional maupun multilateral dalam bentuk loan
(pinjaman) dan grant (hibah). Kerjasama tersebut pada umumnya dalam bentuk
grant-aid, technical assistance, serta pengiriman staf Departemen Kehutanan untuk
mengikuti pendidikan, training, seminar dan kegiatan lainnya di Jepang.
Instansi Pemerintah Jepang yang menjadi counterpart dalam kerjasama ini adalah
Forestry Agency (Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries), Ministry of
Foreign Affairs, Environment Agency dan JICA.
Kerjasama
bilateral Indonesia-Jepang dalam bentuk keproyekan yang sedang berjalan
meliputi: Forest Fire Prevention Management Project; Carbon fixing forest
management in Indonesia; Project for improvement of forest fire equipment in
Indonesia; Biodiversity conservation project phase II; Mangrove information
center project; Demonstration study on carbon fixing forest management in
Indonesia; dan forest tree improvement project.
Kerjasama
bilateral mendatang sebagai hasil dari kunjungan Duta Besar Kazuwo Asakai, akan
dilakukan dalam kerangka Inisiatif Kerjasama Kehutanan Asia. Dalam hubungannya
dengan pemberantasan illegal logging, penanggulangan kebakaran dan rehabilitasi
hutan yang rusak. Model kerjasama bilateral Indonesia dan Jepang ini diharapkan
akan menjadi kerangka acuan untuk negara-negara Asia lainnya.
Jepang
memiliki hutan seluas 24,081 juts hektar (64% dari seluruh daratan yang ada).
Luas hutan per kapita adalah 0,2 hektar hutan/kapita (Indonesia sekitar 0,75
hektar hutan/kapita). Kepemilikan dan pengelolaan hutan di Jepang dikelola oleh
Public/Private Forest dan National Forest. Public forest yang luasnya sekitar
68%, dimiliki oleh pemerintah daerah (prefecture), kotamadya atau desa dengan
luas 11% dari luas hutan. Private forest dimiliki oleh perorangan, perusahaan,
organisasi, kuil, biara dsb, dengan luas sekitar 57% dari luas hutan. Sementara
national forest pengelolaannya di bawah Forestry Agency, Ministry of
Agriculture, Forestry & Fishery. Luas hutan yang dikelola Forestry Agency
adalah 7,8 juta hektar. Forestry Agency juga membawahi Regional Office di
masing-masing daerah (prefecture).
Indonesia-Inggris
Kerja Sama Pasukan Khusus
Menteri
Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan Menhan Inggris,
Philip Hammond di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Rabu
(16/1). Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pertemuan kedua menteri
itu sebagai bentuk merekatkan kerja sama kedua negara di bidang pertahanan.
Dijelaskan
Sjafrie, pertemuan itu membahas kerja sama bilateral kedua negara dalam bentuk
pembelian alutsista, termasuk kerja sama latihan prajurit bersama. "Akan
dibahas bilateral. Secara historis, pasukan khusus Indonesia sudah bekerja sama
dengan pasukan khusus Inggris Raya, SAS pada tahun 1990-an," katanya.
Sjafrie
melanjutkan, pada 2013, Kemenhan memiliki anggaran Rp 81 triliun yang
diperuntukkan untuk belanja alutsista. Untuk rencana pembelian alutsista dari
Inggris tidak terlalu besar.
Kemenhan,
kata dia, hanya membeli 'multi role light fregat' alias kapal perusak untuk TNI
AL. Pasalnya, Kemenhan lebih mengutamakan untuk mengembangkan industri
pertahanan dalam negeri. Pihaknya menegaskan, tidak lagi memiliki rencana untuk
membeli Tank Scorpion buatan Negeri Elizabeth itu. "Untuk tank ringan,
skala pengembangan dilakukan untuk industri dalam negeri. Untuk tank berat,
kami sudah membeli Tank Leopard," ujar Sjafrie.
Adapun
untuk TNI AD dan TNI AU, dia menyebut, kebanyakan mendapat pasokan alat tempur
dari dalam negeri, termasuk PT PAL dan PT Pindad. Pihaknya mengharap rencana
Kemenhan mendapat dukungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk bisa mendapat
fasilitas akselerasi. "Sebagai ketua 'High Level Committee', saya
melakukan pengawasan untuk percepatan 'delivery' modernisasi alutsista ada
semester awal ini," katanya.
Kata Kunci :
kerjasama indonesia dengan amerika serikat
kerjasama indonesia dengan amerika serikat dalam bidang ekonomi
bentuk kerjasama indonesia dengan amerika serikat
contoh kerjasama indonesia dengan amerika serikat dalam bidang pendidikan
kerjasama ekonomi indonesia dengan amerika serikat
contoh kerja sama indonesia dengan amerika serikat
kerja sama indonesia amerika serikat
jelaskan bentuk kerjasama indonesia dengan amerika serikat
kerjasama indonesia dg amerika serikat
kerjasama ekspor impor antara indonesia dengan amerika serikat
kerjasama antara indonesia dengan amerika serikat
bentuk kerjasama antara amerika serikat dengan indonesia
kerjasama bilateral indonesia dengan amerika serikat
kerjasama indonesia dengan amerika serikat bidang ekonomi
kerjasama indonesia dengan amerika serikat dalam bidang pendidikan
kerjasama indonesia dengan amerika serikat di bidang politik
kerjasama indonesia dengan amerika serikat dalam bidang politik
kerjasama indonesia dengan amerika serikat di bidang sosial budaya
kerjasama indonesia dengan amerika serikat dalam bidang sosial
kerjasama indonesia dengan amerika serikat di bidang teknologi
kerjasama indonesia dan amerika serikat
kerjasama ekonomi yang pernah dijalin amerika serikat dengan indonesia
hubungan kerjasama amerika serikat dengan indonesia
kerjasama indonesia dengan amerika serikat perdagangan internasional
hubungan kerjasama negara amerika serikat dengan indonesia
kerjasama indonesia dengan amerika serikat bidang pendidikan
0 Komentar