Larutan adalah yang
antarzat penyusunnya tidak memiliki bidang batas dan bersifat homogen di setiap
bagian campuran. Komponen larutan dalah pelarut dan zat terlarut. Elektrolit
merupakan suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan
yang dapat menghasilkan arus listrik. Nonelektrolit adalah tidak dapat
menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak jumlah
ion, semakin kuat daya hantarnya. Sedangkan larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik disebabkan karena zat-zat tersebut tetap berwujud
molekul-molekul netral yang tidak bermuatan.
Berdasarkan daya
hantarnya larutan elektrolit terbagi menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dengan
daya hantar yang besar. Contohnya larutan asam kuat, basa kuat dan garam. yang
kedua elektrolit lemah, yaitu larutan dengan daya hantar yang lemah. Tabel
contoh larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit.
Elektolit Kuat
|
Elektrolit lemah
|
Nonelektrolit
|
HCl
|
CH2COOH
|
CH3OH
|
H2SO4
|
HF
|
C2H5OH
|
HNO3
|
HNO2
|
C12H22O11
|
HClO4
|
NH3
|
C6H12O6
|
Berbagai
Jenis Larutan Elektrolit
Larutan apa saja yang
dapat menghantarkan listrik? Terdapat berbagai jenis larutan yang bisa
menghantarkan listrik. Pembagian zat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan
jenis larutan
a.
Larutan asam (zat yang melepas ion H+
jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:
1) Asam
klorida/asam lambung : HCl
2) Asam
florida : HF
3) Asam
sulfat/air aki : H2SO4
4) Asam
asetat/cuka : CH3COOH
5) Asam
sianida : HCN
6) Asam
nitrat : HNO3
7) Asam
posfat : H3PO4
8) Asam
askorbat/Vit C
b.
Larutan basa (zat yang melepas ion OH-
jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:
1) Natrium
hidroksida/soda kaustik : NaOH
2) Calcium
hidroksida : Ca(OH)2
3) Litium
hidroksida : LiOH
4) Kalium
hidroksida : KOH
5) Barium
hidroksida : Ba(OH)2
6) Magnesium
hidroksida : Mg(OH)2
7) Aluminium
hidroksida : Al(OH)3
8) Besi
(II) hidroksida : Fe(OH)2
9) Besi
(III) hidroksida : Fe(OH)3
10) Amonium
hirdoksida : NH4OH
c.
Larutan garam (zat yang terbentuk dari
reaksi antara asam dan basa), contohnya adalah:
1) Natrium
klorida/garam dapur : NaCl
2) Ammonium
clorida : NH4Cl
3) Ammonium
sulfat : (NH4)2SO4
4) Calcium
diklorida : CaCl2
2. Berdasarkan
jenis ikatan:
1)
Senyawa ion (senyawa yang terbentuk
melalui ikatan ion), contohnya adalah: NaCl, CaCl2, AlCl3, MgF2, LiF (sebagian
besar berasal dari garam)
2)
Senyawa kovalen polar (senyawa melalui
ikatan kovalen yang bersifat polar/memiliki perbedaan keelektronegatifan yang
besar antar atom), contohnya adalah: HCl, NaOH, H2SO4, H3PO4, HNO3, Ba(OH)2 (berasal
dari asam dan basa)
Kekuatan
Larutan Elektrolit
Kekauatan larutan
elektrolit erat kaitannya dengan derajat ionisasi/disosiasi . Derajat
ionisasi/disosiasi adalah perbandingan antara jumlah ion yang dihasilkan dengan
jumlah zat mula-mula. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jika derajat ionsisasi
suatu larutan mendekati 1 atau sama dengan 1, ini mengindikasikan bahwa zat
tersebut tergolong larutan elektrolit kuat. Artinya adalah sebagian besar/semua
zat tersebut terionisasi membentuk ion positif dan ion negative. Hanya sebagian
kecil/tidak ada zat tersebut dalam bentuk molekul netral.
Jika derajat ionsisasi
suatu larutan mendekati 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong larutan
elektrolit lemah. Artinya adalah hanya sebagian kecil zat tersebut yang
terionsisasi menghasilkan ion positif dan ion negative. Sisanya masih berupa
molekul netral.
Jika derajat ionisasi
suatu larutan sama dengan 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong larutan
non elektrolit. Artinya adalah zat tersebut tidak mengalami ionisasi/tidak
menghasilkan ion positif dan ion negative, semuanya dalam bentuk molekul
netral. Perhatikan gambar di bawah ini.
a)
Gambar A : Pada larutan ini derajat
ionisasinya = 1; artinya semua larutan membentuk ion-ion (positif dan
negative), tidak ada dalam bentuk molekul netralnya. Gelembung yang dihasilkan
banyak dan dapat menyalakan nyala lampu.
b)
Gambar B : Pada larutan ini derajat
ionisasinya mendekati 1; artinya sebagian besar larutan terionisasi membentuk
ion positif dan ion negative, hanya sebagian kecil dalam bentuk molekul
netralnya. Walaupun masih terdapat molekul netral, gas yang terbentuk banyak
(tapi tidak sebanyak gambar A) dan dapat menyalakan lampu.
c)
Gambar C : Pada larutan ini derajat
ionisasinya mendekati 0; artinya hanya sebagian kecil yang terionsisasi
membentuk ion positif dan ion negative. Sebagian besar terdapat dalam bentuk
molekul netral. Gelembung yang dihasilkan sedikit, dan lampu tidak menyala.
d)
Gambar D : Pada larutan ini derajat
ionisasinya = 0; artinya tidak ada zat yang terionisasi membentuk ion positif
dan ion negative, semua zat masih dalam bentuk molekul netralnya. Tidak
menghasilkan gelembung dan lampu tidak menyala.
Pembagian larutan
elektrolit
Terdapat dua jenis larutan elektrolit,
yaitu sebagai berikut:
1) Elektrolit
kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
a) Menghasilkan
banyak ion
b) Molekul
netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
c) Terionisasi
sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
d) Jika
dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu
menyala
e) Penghantar
listrik yang baik
f) Derajat
ionisasi = 1, atau mendekati 1
g) Contohnya
adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HClO4); basa kuat (NaOH, Ca(OH)2,
Ba(OH)2, LiOH), garam NaCl
2) Elektrolit
lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
a) Menghasilkan
sedikit ion
b) Molekul
netral dalam larutan banyak
c) Terionisasi
hanya sebagian kecil
d) Jika
dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu
tidak menyala
e) Penghantar
listrik yang buruk
f) Derajat
ionisasi mendekati 0
g) Contohnya
adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah [Al(OH)3,
NH4OH, Mg(OH)2, Be(OH)2]; garam NH4CN
Sebagai tambahan,
larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)
Tidak menghasilkan ion
b)
Semua dalam bentuk molekul netral dalam
larutannya
c)
Tidak terionisasi
d)
Jika dilakukan uji daya hantar listrik:
tidak menghasilkan gelembung, dan lampu tidak menyala
e)
Derajat ionisasi = 0
f)
Contohnya adalah larutan gula, larutan
alcohol, bensin, larutan urea.
Jenis-Jenis
Larutan Elektrolit dan Ciri-Cirinya
Larutan elektrolit
terbagi atas 3 yang memiliki ciri-ciri tersendiri seperti yang ada dibawah ini.
a)
Larutan Elektrolit Kuat : Pengertian larutan
elektrolit kuat adalah larutan yang menghantarkan arus listrik dengan baik
Contoh Larutan Elektrolit Kuat adalah Asam Kuat (HCl, HI, HBr, H2SO4 dan Fe
(OH3), Basa Kuat (NaOH, Ca(OH2), Mg(OH2), dan KOH), Garam Kuat (NaCl, KCl,
CuSO4, dan KNO3).
Ciri-Ciri Larutan
Elektrolit Kuat
a) Penghantar
arus listrik kuat atau baik
b) Terionisasi
dengan sempurna
c) Tetapan
atau derajat ionisasi (a) a = 1
d) Jika
diuji, larutan elektrolit kuat memiliki nyala lampu yang terang dan muncul
gelembung gas yang banyak
a.
Larutan Elektrolit Lemah : Pengertian
larutan elektrolit lemah adalah larutan yang kurang baik dalam menghantarkan
arus listrik. Contoh Larutan Elektrolit Lemah adalah Asam Lemah (HCN, H3PO4,
CH3COOH, dan C2O3), Basa Lemah (NH4OH, Al(OH3), dan Fe(OH)3).
Ciri-Ciri Larutan
Elektrolit Lemah
a) Penghantar
listrik yang kurang baik atau lemah
b) Terionisasi
sebagian
c) Tetapan
atau derajat ionisasi (a) 0< a <1 span="">1>
d) Jika
diuji, larutan elektrolit lemah nyala lampunya lemah dan muncul gelembung gas
yang sedikit.
b.
Larutan Non Elektrolit : Pengertian larutan
non elektrolit adalah larutan yang tidak mampu menghantarkan arus listrik
Ciri-Ciri Larutan Non
Elektrolit
a) Tidak
dapat terionisasi
b) Tidak
dapat menghantarkan arus listrik atau isolator
c) Tetapan
atau derajat ionisasi (a) a = 0
d) Jika
diuji, Larutan Non Elektrolit, tidak menyala dan tidak muncul gelembung gas.
Reaksi Redoks
Kata redoks adalah singkatan dari kata reaksi-oksidasi yang
terjadi dalam reaksi kimia tertentu. Reaksi tersebut adalah persamaan kimia di
mana jumlah oksidasi atom yang terlibat dalam reaksi kimia berubah ketika
reaksi terjadi. Definisi ini memperkenalkan kita untuk konsep lain yang
mendasar dalam kimia yang sangat penting, bilangan oksidasi. Mari kita
mendefinisikannya.
Bilangan oksidasi adalah angka yang persis sama dengan
valensi atom tetapi nomor oksidasi membawa tanda dengan itu. Tanda ini
mengungkapkan sifat muatan pada spesies yang sesuai ketika terbentuk dari atom
netral. Mari kita memahami hal ini melalui contoh. Bilangan oksidasi klorin
dalam asam klorida (HCl) adalah -1, asam klor (HClO3) adalah +5 dan asam
perklorat (HClO4) itu adalah +7.
Bilangan oksidasi adalah angka yang
menunjukkan jumlah elektron suatu atom yang dilepaskan atau diterima atom dalam
senyawa, dimana senyawa tersebut terbentuk melalui ikatan ionik. Tanda (+)
dan (-) pada biloks ditulis sebelum angkanya misalnya +2, sedangkan pada
muatan ditulis sesudah angkanya, misalnya 2+.
Cara menentukan bilangan oksidasi
suatu unsur dalam ion atau senyawanya mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :
a. Bilangan oksidasi unsur bebas ( atom
atau molekul unsur) adalah 0 (nol).
Contoh: Ne, H2, O2,Cl2,P4,C,Cu,Fe
dan Na.
b. Bilangan oksidasi ion monoatom dan
poliatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh
: untuk ion monoatom Na+, Ca2+, dan Cl-
memiliki bilangan oksidasi berturut-turut +1,+2 dan -1.
Contoh
: untuk ion poliatom NH4+, SO42-,
dan PO43- memiliki bilangan oksidasi berturut-turut
+1, -2, dan -3.
c. Bilangan oksidasi unsur golongan
IA adalah +1 dan unsur golongan IIA adalah +2. Misalnya, bilangan
oksidasi unsur Na pada senyawa NaCl, Na2SO4, dan Na2O
adalah +1. Bilangan oksidasi unsur Ca pada senyawa CaCl2, CaSO4,
dan CaO adalah +2.
Konsep Redoks
a. Konsep Reaksi Redoks dan Keberadaan Oksigen (O2)
Awalnya ada pemahaman sederhana kalau reaksi oksidasi adalah
rekasi ketika suatu zat bereaksi dengan oksigen. Sekarang pertanyaannya
bagaimana dengan rekasi reduksi? Untuk mejawabnya mari simak beberapa contoh
reaksi di bawah ini
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g)
+2H2O(g)….. (reaksi 1)
2KClO3(s) → 2KCl(s) +3O2(g)…….
(reaksi 2)
Reaksi satu merupakan reaksi oksidasi dan reaksi 2 merupakan
reaksi reduksi. Loh dari mana kesimpulan tersebut? Rekasi pertama dikatakan
reaksi oksidasi karena dalam reaksi tersebut dibutuhkan oksigen. Reaksi
pembakaran metana (CH4) disertai dengan penangkapan oksigen. Nah
reaksi itulah disebut dengan reaksi oksidasi (membutuhkan oksigen) dalam konsep
ini.Reaksi dua merupakan reaksi reduksi karena reaksi tersebut bukan memerlukan
oksigen tapi malah sebaliknya menghasilkan oksigen. Senyawa KClO3 jika
diuraikan akan manghasilkan padatan KCl dan gas oksigen. Contoh reaksi reduksi
yang mungkin sering sobat dengar adalah reaksi fotosintesis pada tumbuhan hijau
yang menghasilkan zat makanan dan oksigen.
6CO2 + 6H2O → C6H12O6
+ 6O2
Reaksi
fotosintesis termasuk reaksi reduksi menurut konsep ini karena reaksi tersebut
menghasilkan atau melepaskan oksigen.
b. Konsep Reaksi Redoks dan Pertukaran Elektron
Kalau dalam konsep sebelumnya reaksi redoks identik dengan
dibutuhkan atau dihasilkannya oksigen, lalu bagaimana dengan reaksi yang tidak
melibatkan oksigen? Misalnya pada reaksi pembetukan magnesium klorida. Faktanya
ditemukan reaksi redoks yang melibatkan elektron, baik menangkap maupun
menerima. Loh apa hubungannya, yang tadi oksigen dan yang ini elektron? Simak
contoh berikut
0 Komentar